10 Januari 2013

Demam Tifoid





Haris HS | 00.21 | 1 Comment



DEMAM TIFOID
PENGERTIAN
Demam tifoid merupakan penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh infeksi kuman
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi.




DIAGNOSIS
  •  Anamnesis : demam naik secara bertangga pada minggu pertama lalu demam menetap (kontinyu) atau remiten pada minggu kedua. Demam terutama sore / malam hari, sakit kepala, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare.
  • Pemeriksaan Fisis : febris, kesadaran berkabut, bradikardia relatif (peningkatan suhu 10C tidak diikuti peningkatan denyut nadi 8x/menit), lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah, serta tremor), hepatomegali,splenomegali, nyeri abdomen, roseolae (jarang pada orang Indonesia).
  • Laboratorium : dapat ditemukan lekopeni, lekositosis, atau lekosit normal, aneosinofilia, limfopenia, peningkatan Led, anemia ringan, trombositopenia, gangguan fungsi hati. Kultur darah (biakan empedu) positif atau peningkatan titer uji Widal >4 kali lipat setelah satu minggu memastikan diagnosis. Kultur darah negatif tidak menyingkirkan diagnosis. Uji Widal tunggal dengan titerantibodi O 1/320 atau H 1/640 disertai gambaran klinis khas menyokong diagnosis. Hepatitis Tifosa Bila memenuhi 3 atau lebih kriteria Khosla (1990) : hepatomegali, ikterik, kelainan laboratorium (antara lain : bilirubin >30,6 umol/l, peningkatan SGOT/SGPT, penurunan indeks PT), kelainan histopatologi. Tifoid Karier Ditemukannya kuman Salmonella typhi dalam biakan feses atau urin pada seseorang tanpa tanda klinis infeksi atau pada seseornag setelah 1 tahun pasca-demam tifoid.
DIAGNOSIS BANDING
  • Infeksi virus, malaria
PEMERIKSAAN PENUNJANG
  • Darah parifer lengkap, tes fungsi hati, serologi, kultur darah (biakan empedu)
TATALAKSANA
Di daerah endemik, lebih dari 60-90 % kasus demam tifoid dirawat di rumah dengan pemberian antibiotik dan tirah baring (bed rest). Jika tidak memungkinkan untuk di rawat di rumah atau terjadi komplikasi sebaiknya dirawat di rumah sakit. Selain pengobatan (medikamentosa) juga ada pengobatan non-medikamentosa untuk membantu proses penyembuhan demam tifoid.
Tatalaksana medikamentosa (obat-obatan) untuk demam tifoid:
  • Antibiotik
Untuk membunuh kuman S typhi Awalnya antibiotik yang digunakan untuk mengobati demam tifoid adalah kloramfenikol. Selain kloramfenikol, amoxicillin dan trimethoprim–sulfamethoxazole (TMP-SMX) juga dapat digunakan. Golongan florokuinolon (ofloksasin atau ciprofloksasin) dalam jangka waktu pendek (3-7 hari) juga terbukti ampuh dalam mengobati S typhi. Akan tetapi, obat ini masih kontroversi untuk digunakan pada anak-anak atau wanita hamil. Obat ini dapat mengganggu pertumbuhan tulang rawan anak. Selain itu, di beberapa daerah mulai muncul pula spesies S typhi yang resisten terhadap florokuinolon. Jika kuman S typhi sudah resisten dengan florokuinolon, maka azitromisin dan golongan sefalosporin generasi terbaru (misalnya cefixime atau ceftriakson) dapat digunakan. Ceftriakson cukup aman untuk anak-anak dan wanita hamil.
  • Antipiretik, untuk mengurangi rasa tidak nyaman yang timbul akibat demam
    Untuk anak-anak, bisa digunakan Paracetamol dengan dosis 10-15 mg/kg BB, setiap 4-6 jam.
  • Steroid, hanya untuk demam tifoid yang berat, yaitu ensefalopati tifoid yang ditandai dengan penurunan kesadaran, koma, syok
Biasanya diberikan di rumah sakit karena butuh pengawasan ketat. Dapat digunakan Deksametason dengan dosis awal 3 mg/kg BB diikuti dengan 1 mg/kg BB setiap 6 jam selama 48 jam.untuk download dokumen Klik disini


By Haris HS
A Short Description about youself







Stay Connected With Us
Feed Icon Twitter Icon Facebook Icon Google+ Icon Youtube Icon


Share and Spread Share On Facebook +1 This Post Digg This Post Stumble This Post Tweet This Post Tweet This Post Tweet This Post Save Tis Post To Delicious Share On Reddit Bookmark On Technorati


Related Articles

JOIN THE DISCUSSION

Any feedback, questions or ideas are always welcome. In case you are posting Code ,then first escape it using Postify and then paste it in the comments

1 comments:

  1. terimakasih banyak untuk artikel ini, informasi yang bermanfaat.

    http://obattraditional.com/obat-tradisional-penyakit-tipes/

    BalasHapus